Penghitungan suara nyata (real count) Pemilihan legislatif (pileg) 2024 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) memang belum selesai dań masih terus berlangsung. Apabila nanti suara yang masuk dari semua Tempat Pemungutan Suara (TPS) sudah mencapai 100% dan hasilnya ditetapkan oleh KPU, tahapan berikutnya adalah melakukan pembagian kursi untuk DPR dan DPRD.
Penghitungan pembagian kursi pada Pileg merupakan salah satu tahapan yang harus dilakukan untuk mengetahui siapa saja calon anggota legislatif yang akan ditetapkan menjadi anggota legislatif. Untuk itu, superti halnya Pemilu 2019, metode penghitungan yang akan digunakan pada pilen masih sama yaitu metode Sainte Lague. Metode Sainte Lague adalah metode yang diperkenalkan oleh seorang pakar matematika asal Prancis bernama Andre Sainte Lague pada 1910.
Aturan mengenai metode Sainte Lague tertuang dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, yaitu dalam Pasal 414 Ayat 1, disebutkan bahwa setiap partai politik peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara sebesar 4%.
Artinya, partai yang tidak memenuhi ambang batas tak akan diikutsertakan dalam penentuan kursi di DPR RI. Adapun untuk penentuan kursi DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, seluruh partai politik akan dilibatkan.
Berdasarkan ketentuan ini, dari data sementara KPU per 17 Februari 2024 19:35:40 Progress: 422127 dari 823236 TPS (51.28%), diperkirakan terdapat sembilan partai yang berhasil melewati batas perolehan suara sebesar 4%. Ke sembilan partai politik tersebut adalah PKB, Partai Gerindra, PDI Perjuangan, Partai golkar, Partai Nasdem, PKS, PANB, Partai Demokrat dan PPP.
Selanjutnya menilik dari Pasal 415 (2), setiap partai politik yang memenuhi ambang batas akan dibagi dengan bilangan pembagi 1 yang diikuti secara berurutan dengan bilangan ganjil 3, 5, 7 dan seterusnya.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan gambaran tentang parpol mana saja yang akan mendapatkan kursi di DPR RI sesuai ketentuan di atas, maka penulis akan mencoba melakukan perhitungan dengan menggunakan data KPU di suatu daerah pemilihan (dapil). Penulis menggunakan data untuk dapil DKI Jakarta III yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Berkca bahwa dalam Pemilu 2019, dapil DKI Jakarta III ini diwakili 8 orang anggota legislatif terpilih, maka penghitungan pembagian kursi disini pun dilakukan hingga kursi ke-8.
Berikut perolehan suara untuk DKI Jakarta III per 17 Februari 2024 19:30:00 Progress: 5569 dari 12110 TPS (45.99%): PDI Perjuangan (90.257 suara), PKS (70.664), PartaiI Golkar (69.483), Partai Gerindra (62.394), Partai nasdem (47.043), PAN (43.243), Partai Demokrat (31.792), PKB (28.216) dan PPP (10.505).
PDI Perjuangan (90.257 suara : 1 = 90.257), PKS (70.664 : 1 = 70.664), Partai Golkar (69.483 : 1 = 69.483), Partai Gerindra (62.394 : 1 = 62.394), Partai Nasdem (47.043 : 1 = 47.043), PAN (43.243 : 1 = 43.243), Partai Demokrat (31.792 : 1 = 31.792), PKB (28.216 : 1 = 28.216) dan PPP (10.505 : 1 = 10.508).
Suara tertinggi adalah PDI Perjuangan sebesar 69.483, sehingga kursi pertama untuk PDI Perjuangan.
Lihat Analisis Selengkapnya
WARTAKOTALIVE.COM JAKARTA - Hasil rekapitulasi yang telah ditetapkan di tingkat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Pusat menampilkan PDIP kehilangan satu kursinya di DPRD DKI Jakarta dari dapil Jakarta 1.
Adapun dapil Jakarta 1 meliputi seluruh wilayah Jakarta Pusat.
PDIP pada Pemilu 2019 mendapatkan tiga kursi dari dapil Jakarta 1. Sedangkan, di Pemilu 2024 partai yang di nahkodai Megawati Soekarnoputri itu hanya menyumbangkan dua calegnya dari dapil tersebut.
Berdasarkan data rekapitulasi, kedua caleg PDIP yang lolos dari dapil Jakarta 1 yakni para petahana. Di antaranya Wa Ode Herlina yang memperoleh 14.013 suara dan Pandapotan Sinaga di angka 9.212 suara.
Baca juga: 10 Caleg DPRD DKI Lolos Dapil Jakarta 6: Petahana Vs Pendatang Baru Bersaing Kuat
Kemudian, satu petahana dari PDIP yakni Prasetyo Edo Marsudi yang juga merupakan Ketua DPRD DKI Jakarta tak mencalonkan kembali di DPRD DKI melainkan naik menjadi caleg DPR RI.
Satu kursi PDIP yang hilang ini diambil oleh PKB yang akhirnya bisa meraih satu kursi melalui Heri Kustanto.
Sedangkan untuk jatah 9 kursi sisanya, masih dimiliki oleh parpol yang sama dari Pemilu 2019 silam meskipun tak semuanya merupakan caleg petahana yang lolos di Pemilu 2024.
Rinciannya yakni PKS dan Gerindra kembali mendapatkan dua kursi dari dapil Jakarta 1. Sisanya yakni PSI, NasDem, Demokrat, PAN dan Golkar masih mendapatkan satu kursi.
Baca juga: PKS Sukses Ungguli PDIP di Pileg DKI Jakarta, Khoirudin Bakal Jadi Ketua DPRD DKI?
Berikut ini 12 caleg dari dapil Jakarta 1 yang lolos ke DPRD DKI Jakarta periode 2024-2029;
1. PKB Heri Kustanto 5.402 suara.
2. Gerindra Dian Pratama (petahana) 15.236 suara.
3. Gerindra Nuchbatillah 19.543 suara.
4. PDIP Wa Ode Herlina (petahana) 14.013 suara
5. PDIP Pandapotan Sinaga (petahana) 9.212 suara.
6. Golkar Basri Baco (petahana) 21.823 suara.
7. NasDem Riano P Ahmad 8.878 suara.
8. PKS Ismail (petahana) 14.480 suara.
9. PKS M. Hasan Abdillah 19.363 suara.
10. PAN Alwi Muhammad Ali 9.293 suara.
11. Demokat Desie Christyana Sari 13.279 suara.
12. PSI Elva Farhi Qolbina (petahana) 7.613 suara.(m27)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Jika 9 kursi DPRD DKI JAKARTA 3 maka prediksi nama-nama yang lolos ke DPRD DKI Jakarta berdasarkan perolehan suara antara lain:
PDI Perjuangan jumlah suara sah partai politik dan calon: 7.626 (17.68%)
Hj. Ida Mahmudah - 1.225
Brando Susanto - 1.067
PKB jumlah suara sah partai politik dan calon: 7.509 (17.41%)
H. Tri Waluyo, S.H. - 1.736
Gerindra - jumlah suara sah partai politik dan calon: 4.948 (11,47%)
Alief Bintang Haryadi - 894
PAN - jumlah suara sah partai politik dan calon: 4.547 (10,54%)
Bebizie Sri Mulyati - 1.731
PSI - jumlah suara sah partai politik dan calon: 4.129 (9,57%)
PKS - jumlah suara sah partai politik dan calon: 3.415 (7,92%)
K.H. M. Subki, Lc. - 963
NasDem - jumlah suara sah partai politik dan calon: 2.583 (5,99%)
Golkar - jumlah suara sah partai politik dan calon: 2.136 (4,95%)
Rob Clinton Kardinal, S.E. - 693
PANDE.co.id – Proses pemilihan legislatif untuk DPRD DKI Jakarta telah berakhir pada 14 Februari 2024 lalu.
Kini KPU dan KPUD sedang memasukkan data ke website yang mereka miliki agar publik dapat melihat perkembangan caleg (calon legislatif) mana yang akan terpilih.
Di Dapil DKI Jakarta 3 untuk DPRD DKI Jakarta, yang meliputi Kecamatan Penjaringan, Pademangan dan Tanjung Priok, kompetisi antar partai berlangsung ketat.
Berdasarkan hasil rekapitulasi dari web Pemilu2024.kpu.go.id yang telah diperbaharui pada 22 Februari 2024 pk 23.00 WIB (rampung 27,04%), redaksi Pande.co.id memprediksi akan ada 9 caleg dari 7 partai politik yang akan lolos dari daerah pemilihan ini.
Berikut adalah daftar partai dan caleg dari Dapil DKI Jakarta 3 yang diprediksi akan lolos ke DPRD DKI Jakarta.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) – 2 kursi Hj. Ida Mahmudah Brando Susanto
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) – 2 kursi H. Tri Waluyo, S.H. Hengky Wijaya
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) – 1 kursi Alief Bintang Haryadi
Partai Amanat Nasional (PAN) – 1 kursi Bebizie Sri Mulyati
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) – 1 kursi Bun Joi Phiau
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) – 1 kursi K.H. M. Subki, Lc.
Partai Nasional Demokrat (Nasdem) – 1 kursi H. Imamuddin
Namun begitu, hasil ini bisa saja berubah saat perhitungan KPUD DKI Jakarta telah rampung 100%.
Maka dari itu, diharapkan kepada seluruh warga Penjaringan, Pademangan dan Tanjung Priok untuk sabar menunggu hingga perhitungan usai.
Dari enam caleg, lima di antaranya, yakni Charles Honoris, Ahmad Sahroni, Adang Daradjatun, Effendi Simbolon, dan Darmadi Durianto, terpilih menjadi anggota DPR dalam Pemilu 2014 dari daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta 3.
Sementara Rahayu Saraswati terpilih dari dapil Jawa Tengah 4 (Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Wonogiri). Baru pada 2019, Rahayu Saraswati berkontestasi di dapil DKI Jakarta 3 menggantikan kakaknya, Aryo Djojohadikusumo, yang terpilih pada Pemilu 2014 dari DKI Jakarta 3.
Namun, perjalanan para caleg petahana untuk bisa merebut kursi DPR dari dapil dengan jumlah calon pemilih sebanyak 3.011.028 orang itu diyakini tidak akan mudah. Apalagi di antara ratusan caleg baru, tak sedikit yang sudah memiliki modal popularitas, ditambah lagi disokong kapasitas yang memadai.
Sebut saja, misalnya, Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), yang ikut bersaing di dapil DKI Jakarta 3. Yusril selama ini dikenal sebagai pengacara dan pakar hukum tata negara. Dia juga pernah menjabat menteri di tiga era presiden, yaitu di era presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid, presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, dan presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra
Ada pula Abraham Lunggana atau lebih dikenal dengan nama Haji Lulung, caleg Partai Amanat Nasional (PAN), yang pernah menjabat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Sebelumnya, Lulung lama menjadi bagian dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Selain itu, ada nama Grace Natalie, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang pernah malang melintang sebagai jurnalis dan pembawa acara berita televisi.
”Persaingan di dapil DKI Jakarta 3 memang berat,” kata Grace saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (8/3/2019).
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie
Apalagi, sebagai ketua umum, dia mesti membagi waktu antara mengurus dapil dan mesin partai secara nasional.
Kendati demikian, Grace tetap berusaha menyosialisasikan programnya, yakni melawan korupsi dan intoleransi kepada masyarakat di dapilnya. Dia pun intens bekerja sama dengan caleg DPRD DKI Jakarta yang juga maju dari PSI.
Ia melanjutkan, di sisa waktu kampanye, dirinya juga telah memetakan secara spesifik daerah-daerah yang memberikan respons positif pada program-program yang dikampanyekannya. Daerah dimaksud berada di Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Daerah-daerah itu akan lebih intens didekati.
Adu Jaringan Politik dan Popularitas di Dapil Kaya
Selain tatap muka, Grace fokus bergerak di media sosial. Berbeda dengan kampanye partai lain, PSI memilih cara berkampanye yang unik. Hal itu terlihat dari unggahan video di akun pribadi Grace, @gracenat. ”Ini salah satu cara kami untuk menampilkan kampanye yang beda dari partai lain,” ucapnya.
Menurut dia, khusus di kota besar seperti Jakarta, media sosial memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat. Hal itu terlihat dari sejumlah penelitian yang menyebutkan bahwa masyarakat perkotaan Indonesia dapat menghabiskan waktu 4-7 jam per hari berselancar di dunia maya.
Menyadari munculnya wajah-wajah baru yang tak bisa dipandang sebelah mata, petahana tidak berleha-leha.
Rahayu Saraswati atau akrab disapa Sara, misalnya, selain intens mengenalkan diri dengan turun langsung menemui masyarakat, juga intens kampanye di media sosial. Melalui akun Instagram @rahayusaraswati, Sara kerap mengunggah program kerja dan pandangannya terkait sejumlah isu sosial dan politik.
Dalam wawancara dengan salah satu televisi swasta, Sara dengan jelas mengatakan bahwa media sosial penting bagi politisi untuk mendapatkan perhatian konstituen. ”Tantangan utama dan pertama bagi politisi, terutama yang maju sebagai caleg, adalah perlu diketahui dan dikenal orang sebelum menjabarkan visi-misi dan program kerja,” ujarnya.
Foto Charles Honoris diambil dari akun Instagram-nya.
Charles Honoris, caleg petahana, turut merambah media sosial Youtube. Dengan 1.000 subscriber di saluran Youtube pribadinya itu, Charles mengunggah video yang bercerita tentang sukarelawannya hingga video panduan pemilu serentak pada 17 April 2019.
Namun, kata Charles, dia tetap memprioritaskan kampanye tatap muka dengan para calon pemilih di dapil DKI Jakarta 3. Selain itu, ia juga menyosialisasikan dirinya melalui spanduk, poster, dan baliho di tiap sudut dapil.
Calon Anggota Legislatif Kian Intensifkan Kampanye Tatap Muka
”Politik itu dinamis. Apa saja bisa terjadi selama sisa masa kampanye (hingga 13 April 2019). Jadi, saya harus bekerja keras,” katanya.
Foto Ahmad Sahroni diambil dari akun Instagram-nya.
Sementara Ahmad Sahroni mencoba gaya baru dalam menyosialisasikan dirinya, yaitu melalui kanal Youtube milik Ria Ricis dan sejumlah Youtuber lain.
Meski demikian, anggota Komisi III DPR ini menyatakan, strategi untuk menarik pemilih di dapil 3 adalah turun langsung ke masyarakat.
Dapil DKI Jakarta 1, Wajah Lama Masih Bertahan?
Mengutip data dari Ahmad Sahroni Center (ASC), dia telah melakukan 129 kunjungan kepada masyarakat sebagai anggota DPR. Kunjungan itu dihitung sejak dirinya dilantik pada Oktober 2014. Kunjungan itu dilakukan dalam berbagai kegiatan, seperti reses, kunjungan kerja daerah pemilihan, dan sosialisasi empat pilar.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Charta Politika pada 18 Januari hingga 25 Januari 2019 dengan jumlah sampel 800 responden di setiap dapil di DKI Jakarta, nama-nama caleg petahana masih berpeluang besar untuk bisa terpilih kembali. Khusus di DKI Jakarta 3, caleg petahana itu misalnya Charles Honoris, Darmadi Durianto, dan Rahayu Saraswati.
Persaingan Sengit di Dapil Jakarta 2, Dapil Terkaya
Direktur Riset Charta Politika Indonesia Muslimin mengatakan, caleg petahana diuntungkan karena lebih dikenal melalui kerja-kerja mereka selama di DPR.
Oleh karena itu, jika para caleg baru ingin terpilih, mereka perlu menajamkan kembali cara-cara berkampanye agar dapat menciptakan diferensiasi dengan kompetitor mereka. Ini agar publik mudah mengenali mereka.
”Hal itu perlu dilakukan karena banyaknya nama caleg dan euforia pemilu mendatang lebih berfokus pada pemilihan presiden dan wakil presiden sehingga masyarakat sulit menentukan pilihan pada sosok caleg,” kata Muslimin.
Khusus bagi Yusril, Grace, dan Lulung, perjuangan meyakinkan hati pemilih tak sebatas di DKI Jakarta 3. Namun, perjuangan harus pula dilakukan di dapil lain. Pasalnya, jika mengacu hasil survei sejumlah lembaga survei, raihan suara partai mereka, PBB, PSI, dan PAN, belum aman dari jerat ambang batas parlemen, yaitu 4 persen dari jumlah suara sah nasional.
Jika ambang batas itu tak terlampaui pada 17 April 2019, mereka tidak akan bisa menjadi anggota DPR, berapa pun besarnya suara yang diperoleh dari DKI Jakarta 3. (DIONISIO DAMARA)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses rekapitulasi perhitungan suara pemilihan legislatif (Pileg) DPRD DKI Jakarta daerah pemilihan (Dapil) III meliputi kecamatan Tanjung Priok, Pademangan, dan Penjaringan di tingkat PPK dengan jumlah TPS 2.422 telah rampung 100 persen pada Minggu (3/3/2024).
Hasilnya, PDI Perjuangan (PDIP) meraih suara terbanyak di DPRD DKI Jakarta Dapil III dengan total 87.572 suara dan berhasil mempertahankan 2 kursi DPRD DKI Jakarta, yakni Ida Mahmudah dan Brando Susanto.
Baca juga: Dalami Kasus Dugaan Politik Uang Caleg, Bawaslu Jakarta Pusat Periksa Pelapor
Ketua PAC PDIP Tanjung Priok, Leo Nababan mengatakan, raihan dua kursi tersebut berdasarkan penetapan hasil Pleno PPK di tiga kecamatan Dapil III DKI Jakarta.
Leo menegaskan, suara PDIP yang tinggi ini merupakan hasil Kerja-kerja kolektif kader-kader PDIP dan Caleg yang terus bergerak di akar rumput.
"Ini sejalan dengan arahan Ketua Umum PDIP, Ibu Megawati yang meminta kami untuk selalu menangis dan tertawa bersama rakyat," ujar Leo kepada wartawan, Senin (4/3/2024).
Menurutnya, perhelatan Pileg di Dapil III DKI Jakarta sangat dinamis dan persaingan yang ketat karena banyak anak-anak muda dari berbagai partai yang ikut bertarung salah satunya di PDIP, yakni Brando Susanto dan beberapa kader muda lainnya.
"Ini adalah gambaran kepercayaan masyakarat dapil 3 DKI kepada PDIP masih tinggi. Terima kasih kepada masyarakat dapil 3 DKI Jakarta yang masih memberikan dukungan kepada PDIP, sehingga di Pileg kali ini PDIP berhasil mendapatkan dua kursi meskipun di periode sebelumnya kita mendapatkan 3 kursi," imbuhnya.
Calon Anggota Legislatif (Caleg) daerah pemilihan Sulawesi Selatan 4 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Alimuddin, berhasil memperoleh kursi ketujuh atau kursi terakhir. Hal itu berdasarkan hasil perhitungan suara internal partai berlambang banteng tersebut.
"Alhamdulillah kursi terakhir dipastikan untuk kami setelah seluruh C1 kami himpun," kata Alimuddin, Sabtu (2/3/2024).
Untuk diketahui, dapil Sulsel 4 meliputi wilayah pemilihan Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Kepulauan Selayar. Di dapil tersebut terdapat 7 kursi DPRD Sulsel yang diperebutkan.
Berdasarkan data yang diterima, kursi pertama diraih oleh Partai Nasdem, kursi kedua diraih oleh Partai Golkar, lalu posisi ketiga diraih oleh Partai Gerindra, disusul PKS pada kursi keempat, kursi kelima diraih oleh PPP, kursi keenam diraih oleh PKB dan kursi ketujuh diraih oleh PDIP.
Alimuddin sendiri diketahui merupakan politisi senior yang sebelumnya telah menjadi Anggota DPRD Sulsel sebanyak dua kali. Mantan anggota Komisi E DPRD Sulsel itu diketahui merupakan politisi yang sangat konsen dengan kesejahteraan guru dan masyarakat secara umum.