Kisah Pemain Slot

Ketiga pemain utama Satria Dewa Gatotkaca mengaku takjub dengan kisah pewayangan Nusantara yang mereka pelajari demi mendalami peran masing-masing.

Film adiwira Indonesia yang digarap oleh Hanung Bramantyo tersebut dibintangi oleh Rizky Nazar sebagai Yuda alias Gatotkaca, Omar Daniel sebagai Dananjaya, dan Yasmin Napper sebagai Agni.

"Ternyata ceritanya menarik, dan jujur, tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Kompleks banget!," kata Rizky Nazar saat ditemui oleh CNNIndonesia.com usai pemutaran perdana Satria Dewa: Gatotkaca di Epicentrum XXI, Senin (6/6).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semakin dicari justru semakin menarik nih tapi," tambah Yasmin Napper mengamini perkataan Rizky.

Mereka bertiga mengaku bahwa sebelumnya tak mengetahui hal mendetail tentang kisah pewayangan di Nusantara, baik yang diadaptasi dari India atau pun budaya Jawa.

Oleh karena itu, ketiga pemeran muda ini didampingi oleh para ahli ketika melakukan lokakarya intens untuk mendalami peran krusial yang mereka mainkan di film ini.

"Menariknya, kalau kita ganti gaya bahasa dan istilahnya menjadi lebih modern, banyak hal relevan yang bisa kita temukan di kehidupan sehari-hari," imbuh Omar Daniel yang memerankan Dananjaya.

"Contohnya adalah bagaimana kejahatan dan kebaikan itu tidak semerta-merta berafiliasi dengan kelompok tertentu, yang mana dalam konteks cerita ini adalah Pandawa dan Kurawa," katanya.

Film Satria Dewa: Gatotkaca akan mengangkat kisah superhero yang diadaptasi melalui literatur pewayangan Nusantara.

Kisah Satria Dewa: Gatotkaca dimulai dari ancaman yang dihadapi oleh Arimbi, Ibu dari Yuda alias Gatotkaca. Ia diserang oleh para pasukan dari keturunan gen Kurawa yang ingin membalaskan dendam atas kekalahan nenek moyang mereka ribuan tahun lalu oleh gen Pandawa.

Para keturunan Kurawa itu mencari Arimbi dan benda pusaka bernama Brajamusti. Dengan mustika tersebut, mereka yakin bisa membalas dendam kepada Pandawa di masa lalu.

Kisah pun berlanjut ketika Yuda (Rizky Nazar) menjadi sosok yang dipilih para Dewa untuk menjadi Gatotkaca, demi menumpas kejahatan di muka bumi yang disebabkan oleh para Kurawa.

Ia akan bersanding dengan Agni (Yasmin Napper), Dananjaya (Omar Daniel) dan rekan-rekan pendukungnya.

Selain ketiga pemeran di atas, Satria Dewa: Gatotkaca juga dibintangi oleh Cecep Arif Rahman, Yayan Ruhian, Edward Akbar, Sigi Wimala, Ali Fikri, Yati Surachman, Jerome Kurnia, Zsazsa Utari, Axel Matthew, Butet Kertaradjasa, Indra Jegel, Rigen, Gilang Bhaskara, Max Metino, Luis Jocom dan Nizam Tazkia.

Film Satria Dewa: Gatotkaca akan tayang di Bioskop 9 Juni 2022.

IDXChannel—Kisah mantan pekerja judi online dapat menjadi motivasi bagi banyak orang untuk menjauhi judi online. Judi online, seperti yang sering dikatakan orang, dirancang untuk memberikan kemenangan palsu.

Salah seorang mantan pekerja judi online yang pernah membeberkan pengalamannya adalah Dennis Lim, dia mengatakan bahwa bahkan judi secara langsung masih mungkin dimanipulasi, dan judi online dengan mesin sangat mungkin dimanipulasi.

Pengakuan lain dituturkan oleh seorang tamu yang diundang untuk berbincang-bincang di kanal YouTube Uya Kuya. Tamu yang namanya disamarkan ini, mengaku pernah bekerja sebagai digital marketing untuk bandar judi online.

Dia mengetahui iklan lowongan kerja di bandar judi ini dari sebuah situs jual beli barang bekas. Dia melamar kerja di bandar judi berdua dengan sang istri. Dia bertugas mengedit gambar untuk diiklankan ke media sosial.

“Saya ajak banyak orang untuk main judi. Kerja di situ harus ada target, misalnya sebulan harus 100 member. Kalau mau dapat gaji ya harus nembus target. Gajinya Rp4,5 juta per bulan, istri juga begitu. Paling besar pernah Rp10 juta sebulan,” tuturnya.

Orang-orang yang pernah diajaknya main judi, umumnya menempatkan deposit dalam nilai kecil. Sama seperti yang pernah diungkapkan oleh Dennis Lim, cara kerja judi online yang diungkapkan tamu Uya Kuya ini pun sama.

Yaitu bandar memasang algoritma pada situs judi slot. Para pemain sengaja diatur agar kalah pada beberapa putaran, dan baru diberi kemenangan setelah beberapa kali kalah.

Meskipun kemenangan itu terasa menyenangkan, si pemain sebenarnya telah kalah dengan nilai pertaruhan yang lebih banyak dibanding nilai kemenangannya. Apalagi pemain-pemain kecil dengan nilai deposit recehan (uang kecil).

“Sudah pasti hilang duitnya. Karena bos juga targetnya ke pemain kecil, kuantitinya lebih banyak. Bos di sini juga tidak bisa mengubah algoritmanya, jadi tergantung provider di atasnya lagi,” kata dia.

Menurut dia, gimmick win rate tinggi itu hanyalah tipuan yang sengaja dibuat untuk mengiming-imingi pemain baru. Halaman iklan yang menunjukkan win rate itu hanyalah halaman iklan semata, yang jika diklik akan mengantarkan pemain ke website lain.

Dari satu situs, kata narasumber itu, bandar judi bisa mendapatkan minimal Rp30 juta jika pemain sedang sepi. Jika pemain sedang ramai, maka penghasilannya bisa lebih tinggi lagi.

“Ini bos sendiri yang bilang, kalau judi online itu bisa bikin menang kalian tidak akan saya bayar mahal. Berarti intinya kan main judi online itu tidak akan bisa menang,” tambahnya.

Markas judi online tempatnya bekerja berlokasi di Jakarta Utara, dia juga mengaku tempat kerjanya pernah digerebek polisi saat bekerja di bandar judi kedua.

Dia bekerja kurang lebih dalam satu tahun. Katanya, setelah covid-19 judi online mulai merebak. Itulah kisah mantan pekerja judi online yang membagikan pengalaman kerjanya di bandar judi.

Patung Guan Yu di Jingzhou

Kisah Sumpah Setia di Kebun Buah Persik

Guan Yu dalam pengembaraannya berjumpa dengan Liu Bei dan Zhang Fei di sebuah kedai arak. Dalam pembicaraan, mereka ternyata cocok dan satu hati, sehingga memutuskan mengangkat saudara. Upacara pengangkatan saudara ini dilaksanakan di rumah Zhang Fei dalam sebuah kebun buah Tao atau kebun persik. Liu Bei menjadi saudara tertua, Guan Yu yang kedua dan Zhang Fei yang ketiga.

Bersama-sama mereka bersumpah sehidup semati dan berjuang untuk membela negara. Peristiwa ini terkenal dengan nama “Tao Yuan Jie Yi” atau “Sumpah Persaudaraan Di Kebun Persik”, yang sangat dikagumi oleh orang dari zaman ke zaman dan dianggap sebagai lambang persaudaraan sejati. Lukisan tiga bersaudara yang sedang melaksanakan upacara sumpah angkat saudara ini banyak menjadi objek lukisan, pahatan, dan patung keramik yang sangat disukai orang hingga sekarang ini.

Kisah Guan Yu Terluka Oleh Panah Beracun

Pada saat Guan Yu berperang melawan pasukan Negara Wei, Guan Yu terluka oleh panah beracun. Tabib Hua Tuo melakukan bedah lengan Guan Yu tanpa anastesi dan menyembuhkan luka beracun tersebut dengan cara mengikis tulang. Hua Tuo menggunakan pisau untuk mengikis racun yang sudah merasuk ke tulang, hingga mengeluarkan bunyi. Tanpa dibius, Guan Yu tetap santai makan dan minum sambil bermain catur dengan muka senyum, sama sekali tidak tersirat wajah menahan sakit. Tabib sakti Hua Tuo memuji Beliau dengan berkata “Jenderal benar-benar seorang Dewa yang datang dari langit.”

Kekalahan Guan Yu dimulai dari situasi yang tidak menguntungkan di pihaknya. Cao Cao mulai mengajak Sun Quan untuk beraliansi secara diam-diam. Sun Quan yang sejak lama menginginkan kota Jingzhou (yang dikuasai Guan Yu pada waktu itu) agar kembali kedalam wilayah kekuasaannya, setuju dengan Cao Cao dan mengerakan pasukan merebut Jingzhou. Guan Yu akhirnya berhasil dijebak dan ditawan, kemudian dihukum mati karena menolak untuk memihak pada Sun Quan. Karena takut akan pembalasan Liu Bei, kepala Guan Yu dikirimkan ke tempat Cao Cao.

Pada waktu itu, Guan Yu ditangkap bersama Guan Ping, anak tertuanya, dibawa ke tengah perkemahan Sun Quan. Guan Yu hanya tertawa saja ketika dibawa untuk dihukum mati. Algojo yang akan memanggalnya menjadi ketakutan ketika menatap Guan Yu dan dia tidak berani untuk melaksanakan eksekusi itu, tidak ada prajurit biasa yang berani. Akhirnya Jenderal Pan Zhang dengan menggunakan Golok Naga Hijau memenggal kepala Guan Yu.

Cao Cao yang sejak lama kagum kepada Guan Yu memakamkan kepalanya setelah disambung dengan tubuh dari kayu cendana secara agung. Kuburan Guan Yu terletak di propinsi Henan kira-kira 7 km sebelah utara kota Louyang. Pemandangan di situ sangat indah, sedangkan bangunan kuburannya sangat megah seakan-akan sebuah bukit kecil dari kejauhan. Sekeliling bangunan itu ditanami pohon Bai (Cypress) yang selalu hijau, melambangkan semangat Guan Yu yang tidak pernah padam dan abadi dari jaman ke jaman. Pohon-pohon itu kini sudah menghutan dan ratusan tahun umurnya, sebab itu tempat tersebut dinamakan Guan Lin. Batu nisannya adalah hadiah dari kaisar Dinasti Qing, dimana makam itu telah dipugar kembali.

Berdekatan dengan Guan Lin, terdapat sebuat kelenteng peringatan untuk mengenang Guan Yu, yang dibangun pada jaman Dinasti Ming. Kelenteng itu merupakan hasil seni bangunan dan seni ukir yang bermutu tinggi, sehingga merupakan objek wisata yang selalu dikunjungi para wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri. Kelenteng peringatan Guan Yu terdapat di Jiezhou, propinsi Shanxi. Jiezhou, yang pada jaman San Guo disebut Hedong, adalah kampung halaman Guan Yu. Kelenteng itu memiliki keindahan bangunan dan arsitektur yang sangat mengagumkan dan merupakan salah satu objek wisata terkemuka di Shanxi.